Thursday 17 January 2008

The Mother is The Planner of The Future

Perananan Ibu dalam Memantapkan Ketahanan Keluarga
Di dalam hadits riwayah Bukhari, dinyatakan bahawa Nabi Saw pernah bersabda, “Wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan ia akan ditanyai tentang peranannya sebagai pemimpin”. Di rumah suaminya, ia adalah isteri bagi suami dan ibu bagi anak-anaknya, selain itu bila ada khadimah, ia harus pandai mengarahkan dan bekerja sama sehingga rumah menjadi surga bagi penghuninya.
Banyak gelar yang diberikan kepada ibu, Al Umm robatu al bait = ibu adalah manajer, pengatur rumah, semetara kata pakar pendidikan “Al Umm madrasatul ula = ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya”. Menurut ahli bahasa “Umm = ibu, tempat kembali, yang terpenting”, dalam pengertian yang terkanduang dalam kata umm (ibu), manusia merasakan bahawa sejak kecil sampai dewasa, ibu adalah tempat kembali bila anak mendapat masalah atau kegembiraan. Ibu pula yang memegang perananan penting dalam membina pribadi anak, walaupun sebetulnya anak lahir dengan potensi untuk menjadi baik (fitrah). Ali bin Abi Thalib, mengatakan, “Bila anak kurang terpenuhi kebutuhan fisiknya tanyakan kepada bapaknya dan bila anak kurang adabnya tanyakan kepada ibunya.”
Ahli hikmah mengatakan, “Sesungguhnya di tangan pemudalah hari depan bangsa, karena anak muda masa kini adalah pemimpin di masa depan”. Ibu adalah The Planner of The Future, Ibu yang menyadari proses kehidupan, tatkala mempunyai anak ia akan menyadari bahawa anak adalah aset keluarga dan aset umat. Ada proses penumbuhkembangan yang harus ditempuh, karena merujuk kepada QS. 16:78, anak harus dididik agar menjadi manusia yang dapat memanfaatkan dan meningkatkan daya guna dan hasil guna anugerah Allah kepada manusia.
Sebagai Robatul Bait, ibu menyadari bahawa menumbuhkembangkan anak harus didukung oleh lingkungan yang kondusif, yaitu keluarga yang memiliki ketahanan ruhiyah, emosi, silaturahim, fisik, ekonomi dan sosial, yang kesemuanya terkemas dalam ajaran Islam yang tersurat dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul.
Ibu yang memegang peranan sebagai Robatul Bait dituntut untuk memiliki ketahanan ruhiyah, yaitu memiliki iman yang istiqomah dan ketaqwaan. Hal ini akan melahirkan kesabaran, keikhlasan dan kesanggupan untuk berkorban bagi keluarga, seperti korban perasaan, pikiran, tenaga dan materi. Di samping memiliki ketahanan ruhiyah, ibu harus memiliki kuantitas dan kualitas ilmu, sehingga memiliki kearifan dan kebijkasanaan dalam melaksanakan peranannya. Melalui ilmu, ibu akan tahu fenomena zaman, sehingga tahu bagaimana membentengi keluarga dan pada saat tertentu mungkin harus siap untuk turut berkiprah dalam sektor lain untuk memenuhi keperluan ekonomi.
Syarat yang harus dimiliki ibu dalam peranannya:1. Istiqomah dalam keimanan dan ketaqwaan
2. Memelihara kesinambungan hubungna dengan Allah melalui ibadah ritual
3. Memiliki akhlaqul karimah
4. Selalu mencari ilmu dan beramal
5. Memiliki emosi yang stabil
6. Memiliki kesadaran sosial
7. Visioner (berwawasan)
8. Simpati dan empati

Dalam memantapkan ketahanan keluarga, berangkat dari keikhlasan, kesabaran dan keluasan ilmu, ibu harus siap memberikan keteladanan, membimbing, memotivasi, mensupport terhadap kebaikan danbersama-sama memecahkan masalah keluarga dengan upaya dan doa.
Peranan ibu dalam mengokohkan ketahanan keluarga adalah tugas yang berat, namun karena Allah menciptakan perempuan sebagai ibu untuk memelihara kehidupan, ketahanan untuk memelihara kehidupan sudah built in dalam diri ibu.
Hanya apakah para ibu menyadari potensinya atau tidak. Tatkala ibu bisa memerankan tugasnya dengan baik, sehingga terbina keluarga yang berkualitas secara utuh dan menyeluruh, Allah telah menjanjikan imbalan-Nya (QS. 13-22, 23). Wallahu a’lam.

Oleh Hj. Lenny Oemar, Dra. M.Pd. (Masters Pendidikan) Dalam Seminar Memaknai Hari Ibu “Peranan Serta Ibu dalam Membangun Jawa Barat”
Diterjemahkan dan dikutip dari Blog Saudari Fatma Indonesia

No comments: